Senin, 21 Juni 2010

Di Manakah Arti Pendidikan?

Kehancuran demi kehancuran terus menggergoti dunia pendidikan kita. Bagaimana tidak? Hal ini terbukti dengan banyaknya siswa yang tak lulus UN, banyaknya lulusan sarjana yang menjadi penganggur dan masih banyak lain lagi.
Apakah yang menyebabkan hal itu? Ya, menurut saya karena sistem pendidikan yang salah kaprah. Di Indonesia, para pelajarnya di tuntut untuk mempelajari semua mapel yang begitu banyaknya, bila nilai mereka jelek maka mereka di anggap bodoh. Mungkin pemerintah melakukan kebijakkan itu atas nama agar seluruh siswa kita merupoakan generasi menguasi segala ilmu. Tapi pada kenyataannya sangat berlawanan, menyontek menjadi tradisi, tawuran antar pelajar, minum-minuman keras dan berbagai penyimpangan yang lainnya. Di manakah arti pendidikan itu?
Saya sebagai siswa juga, dan merupakan teman dari mereka, sering mendengar keluhan-keluhan yang mereka lontarkan kepadaku. Mereka sudah sangat jenuh harus banyak belajar yang sifatnya hanya berteori dan menuntut dengan standar nilai.
Apakah mereka merupakan golongn pemalas dan pesimis?
OK, mungkin itu tanggapan bnyak orang, tapi segala masalah tak akan kunjung selesai hanya dengan menyaahkan tanpa memberikan solusi jitu.
Dan jangan lupa sebelum menyalahkan seharusnya mereka melakukan instropeksi terlebih dahulu.
OK, sejenaklah kita merenung.
Misalkan kita ingin mejadi guru olah raga, kenapa kita harus dituntut menguasai mapel biologi, kimia, geografi, sejarah atau yang lainnya. pabila kita tidak bisa dan nilai mapel itu jelek maka karir menjadi guru olahraga musnahlah sudah. Memang baik mempelajari semuannya tapi sebagai wawasan saja jangan dikekeng oleh nilai.
Dalam dunia kerja tentunya kekreatifan dan tindakan nyatalah yang dibutuhkan, lalu pa yang disajikan pendidikan kita? siswa dituntut rajin membaca tapi mereka tidak dituntut bertindak progresif.
pada akhirnya manusia-manusia ctakan pendidikan indonesia merupakan golongan yang kalah dalam persaingan dalam dunia kerja.
Semoga semua bisa berubah menjadi lebih baik lagi. Amin.

2 komentar: