Senin, 09 Agustus 2010

MENGAPA NYONTEK

ika tiba-tiba kamu harus memilih dua hal untuk kamu lakukan di depan kelas untuk di ujikan dan di ambil nilainya padahal kamu belum belajar sama sekali, menurut kamu, which is more difficult? conversation in English or applied mathematics? Mana yang akan kamu pilih, menjelaskan dengan TEPAT tentang Taman Gantung Babylon beserta sejarah Raja Nebuchadnezzar II atau menjelaskan dengan rinci pengaruh variasi elektrolit jembatan garam terhadap impedansi sel galvanik Cu/Zn?

Apapun itu, kalau cara ujiannya kayak gitu, siapapun kamu, kamu akan bilang “I am absolutely dreading my exams, I hate exams!”.

Bawaan untuk “harus”mendapatkan nilai BAGUS di setiap mata pelajaran atau adanya tes2 dadakan membuat pelajar di Indonesia PARNO sama yang namanya UJIAN, sedangkan di sisi lain, orang tua dan guru selalu menuntut mereka untuk BELAJAR setiap saat agar mendapatkan nilai bagus.

Pertanyaannya, emang bisa ya memicu semangat belajar anak dengan cara nakut-nakutin atau menuntut mereka? Kayanya jarang deh orang tua dan guru yang mikirin “tingkat frustasi” anak ketika mereka di tuntut HARUS BELAJAR supaya dapet NILAI BAGUS. Apalagi orang tua, mereka hanya tau angka 8 dan 9 = bukti bahwa anak mereka PINTAR, angka 5 = bukti bahwa anak mereka BODOH!?. Pada akhirnya paradigma tersebut membentuk anak Indonesia menjadi generasi “tukang ceplak” alias “nyontek sana nyontek sini, ngebet sana ngebet sini” demi meraihnilai BAGUS. Perasaan takut mendapat nilai jelek, perasaan takut dimarahin orang tua, perasaan malu di cap BEGO pada akhirnya mendorong anak2 Indonesia mengambil jalan pintas. Perlu kita akui, yang namanya BELAJAR itu emang JENUH!, satu mata pelajaran aja udah capek, apalagi semua pelajaran yang di tuntut HARUS BAGUS?. Hebatnya, fenomena nyontek dan ngebet tidak hanya terjadi di kalangan anak2 BEGO di sekolah aja. Anak2 PINTER pun diem2 menghalalkan nyontek loh. Menurut pengalaman gue sebagai salah satu anak yang sejak kecil di cap ANAK PINTER di sekolah (hehehe), gue pun sering jenuh dengan yang namanya BELAJAR, alhasil, mulai SMP kelas tiga sampe kuliah semester 9, gue udah terbiasa dengan yang namanya “chatting” pas ujian, nulis kebetan, saling sms-an jawaban, pokoknya kerja sama deh bareng temen2 gue.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar